percaya kamu akan menjual diri kepada sembarang orang di kelab malam yang menjijikan. Untuk kebaikanmu sendiri, kuharap kamu tidak membawa pulang penyakit apa pun ke rumah ini. Siapa yang tahu penyakit apa yang bisa kau tularkan kepadaku dan putriku.” Wanita yang mengenakan perhiasan dan pakaian bagus itu mencibir dari tempat duduknya di sofa. “Ayah, aku benar-benar tidak melakukannya. Aku—” Tasya mencoba menjelaskan. Namun, Frans tidak ingin mendengar sepatah kata pun darinya. Pria itu memelototinya dengan marah saat dia membentak, “Jadi begitu. Kau masih berbohong padaku. Keluar dari rumah ini sekarang juga! Mulai sekarang, kau bukan lagi anakku!” Sementara itu, di tangga, Elsa menyaksikan adegan ini dimainkan selagi dia bersandar di pegangan tangga sambil bertopang dagu. Segalanya berjalan persis seperti yang dia rencanakan. Dalam hitungan menit, Tasya akan diusir dari rumah dan berkeliaran layaknya anjing liar yang menyedihkan. Di ruang tamu yang terletak di lantai bawah, Tasya terdiam ketika melihat ekspresi murka dan kecewa di wajah ayahnya. Tanpa berkata-kata, wanita itu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menaiki tangga untuk mengemasi barang-barangnya. Dia baru saja mengitari tangga ketika Elsa menghalanginya. Dengan angkuh, gadis yang lebih muda itu menyilangkan tangan di depan dadanya dan mencibir, “Keluar dari sini! Jangan berlama-lama layaknya perusak pemandangan. Rumah ini tidak akan pernah punya tempat untukmu lagi!” Tasya mengepalkan tinjunya saat dia menatap ekspresi senang Elsa dengan penuh amarah. Melihat kebencian dan kemarahan di mata Tasya, Elsa mencondongkan tubuhnya ke depan. “Apa? Apa kau ingin menamparku atau semacamnya?” Dia menghadapkan pipinya ke arah gadis yang marah itu dan berkata dengan angkuh, “Kalau begitu, silakan!” Tanpa menahan diri, Tasya mengarahkan tangannya ke wajah Elsa, menghasilkan sebuah tamparan keras. “Ah!” Elsa menjerit nyaring. “Kau baru saja memukulku! Ibu, Ayah—Tasya baru saja memukulku!” Dia melolong sambil berlari menuruni tangga. Pingkan Hikari dengan cepat menarik putrinya ke dalam pelukannya dan berteriak sembari menaiki tangga, “Beraninya kau menyerang putriku, Tasya! Apa-apaan?!” Frans melirik ke arah jejak merah di pipi Elsa dan merasa sangat kecewa. Sejak kapan putri sulungku menjadi sangat memberontak? “Ayah, sakit…” Elsa terisak dan dia membenamkan diri ke dalam pelukan ayahnya. Secara berlebihan, dia menarik napas dalam-dalam seolah dia sangat kesakitan. “Keluar dari sini, Tasya!” Frans meraung sembari menaiki tangga. Setelah mengemasi barang-barangnya, Tasya mengambil paspornya dan berjalan menuruni tangga. Hatinya menjadi membeku ketika dia melihat bagaimana ayahnya sendiri memeluk Elsa seakan-akan gadis itu adalah sesuatu yang berharga. Tasya pun tahu bahwa dia memang tidak memiliki tempat di hati pria itu. Frans hanya mendengar cerita dari perspektif Elsa alih-alih bertanya kepada Tasya tentang kejadian mengerikan yang dia alami tadi malam. Sejak ibunya wafat, dia telah menghabiskan bertahun-tahun hidup di rumah ini layaknya orang luar, karena ayahnya telah membawa pulang selingkuhan dan anak haramnya untuk membentuk keluarga baru. Ibu Tasya yang malang tidak pernah mengetahui perselingkuhan suaminya, bahkan setelah kematiannya. Aku tidak akan pernah kembali lagi ke tempat ini. Di dalam rumah, Elsa memperhatikan Tasya yang menyeret kopernya keluar dari pintu depan. Senyum jahat tersungging di bibirnya. Aku akhirnya menyingkirkan perusak pemandangan yang tidak berguna itu! … Lima tahun kemudian, ketukan datang dari pintu depan sebuah apartemen di Bekasi. Wanita yang tinggal di apartemen tersebut tengah mengamati desainnya ketika dia mendengar ketukan itu. Sedikit kebingungan, dia berjalan menuju pintu dan membukanya dengan kesal. Ketika dia melihat dua pria Asia yang mengenakan setelan, wanita itu bertanya dalam bahasa Cina, “Anda mencari siapa?” “Apakah Anda Nona Tasya Merian?” Salah satu dari kedua pria itu bertanya dalam bahasa Indonesia. “Ya, benar. Dan Anda?” Tasya ditekan.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255