Bab 136

Dibandingkan keterkejutan orang lain, Samara sudah menduga semua ini.

Dia mengetahui rencana Bella dari Peter

Dia tidak berniat menguaknya, hanya membiarkan segalanya berjalan sesuai yang diinginkan.

Karena itulah, semua perbuatan yang dilakukan Bella padanya, terbalaskan satu per satu.

Bella menggeleng kuat.

“Bukan saya! Sungguh bukan saya!”

Sejak dulu kucing hitam selalu menjadi pertanda buruk.

Lagipula, kucing hitam ini sudah mati membeku, sekujur tubuhnya berdarah-darah, ini bahkan lebih tabu

lagi.

Tuan Gandhi bangkit dari kursinya, berkata marah.

“Bella, kalau bukan kamu, jadi siapa yang menghadiahkannya padaku! Padahal saya selalu

memercayaimu, menyayangimu seperti cucu sendiri, tidak menyangka kamu membuat lelucon seperti

ini!”

“Kakek Gandhi, benar-benar bukan saya!”

“Masih membantah?”

Bella merasa difitnah, jengkel dan sedih.

Air matanya berderai turun dari matanya.

“Saya bersumpah demi Tuhan, saya menghadiahkanmu sebuah patung ukir dewi batu Giok!

Bukan

kucing hitam ini!”

berikan itu?” Tuan

tidak tahu dimana

yakin sekali, penukaran patung

menunjuk pada Samara, seraya berkata histeris: “Dia

menukar hadiahku!”

Sama-sama mati.

tetap ingin menariknya,

ma -saman

dengan ringan, “Nona Bella, kamu mengatakan saya yang

buktinya?”

Tuan Gandhi,

n

III

dia tersadar ucapannya tidak

dia memerintah bawahannya merusak

tidak dapat merekam bukti saat dia menukar hadiah, tentu saja tidak dapat

bukti penukaran yang

tergagap,

mengapa tidak

Mata Bella memerah,

mengejek hadiahku adalah

matanya,

kamu menuduh saya

mengatakan bahwa bingkisan Samara

diberikan malah

kira-kira apa

sendiri, sehingga dia tidak

yang dipikirkannya hanyalah berkonfrontasi

karnu wanita tak tahu

berkata dengan air

ksual ruuh!

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255