Bab 17

Alfa sangat emosional ketika dia berbicara.

Sebuah kata ‘mati’ benar-benar membangkitkan semua kemarahan yang telah ditekan Asta beberapa hari ini.

Asta mengarahkan tinjunya kepada adiknya sendiri, mata tajamnya menyipit : “Alfa, siapa yang mengizinkanmu berkata seperti itu? Siapa yang mati? Samara tidak mati, dia hanya hilang dan akan kembali!”

Alfa menjilat sudut bibirnya yang bengkak, dan kehilangan senyumnya.

“Kak, kamu ini sedang membohongi orang lain atau sedang membohongi dirimu sendiri?”

Sebagai respon, Asta kembali melayangkan tinjunya kepada Alfa, dan membuatnya terhuyung beberapa langkah.

“Kak, kalau mau menipu orang, mau saya menutup mulut itu tidak sulit….” Alfa merasa kesakitan hingga wajahnya berkerut, “Tapi apa kamu bisa membohongi dirimu sendiri? Hidup mau melihat orangnya, mati mau melihat jasadnya?

Tenggelam di air yang begitu deras, walaupun sudah mati juga belum tentu jasadnya bisa ditemukan!”

Tepat saat Asta hendak melayangkan tinjunya lagi, tangannya yang mengepal erat tiba-tiba direnggangkan.

“Alfa, silahkan percaya pada keyakinanmu, tapi jangan menghalangiku.” Asta menoleh pada Wilson dan berkata, “Bawa dia pergi dari sini, lalu beritahukan kepada tim darat, dia tidak boleh naik ke kapal lagi.”

Alfa terkejut tapi tidak merasa heran.

Dia adalah adik kandungnya, bagaimana dia bisa bersikap seperti ini padanya?

Gila! Gila!

sudah gila

Asta goyah, dia percaya dan akan terus percaya kalau

Kediaman Samara.

Javier sudah membengkak karena

apapun dalam pencarian dan penyelamatan, dan hanya bisa

kenapa dirinya masih berusia 5 tahun, kenapa dia belum cukup kuat untuk bisa melindungi

ketakutan dan tidak

komitmen Asta padanya, dia masih takut

Pada saat ini–

Bel pintu berbunyi.

“Ting tong—-”

Javier masih buruk, dia menyeret kakinya dan berjalan untuk

“Siapa?”

kecil Javier langsung membeku, seolah-olah dipaku

pintu mengenakan kaus bunga kuning, dengan dua kepang di bagian belakang kepalanya, jelas-jelas itu adalah pakaian

“Sayangku, saya pulang.”

dihadapannya ini bukan Samara, lalu

Samara dengan bahagia dan tidak

“Ibu, selamat datang kembali!”

kamu tahu saya sangat takut sesuatu benar-benar terjadi padamu, saya takut saya dan Xavier akan menjadi

kalau putranya sangat

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255