Bab 59 

Kali ini— 

Diluar dugaan Jonas. 

Dia mengira Samara memang berwajah penuh dengan bintik-bintik. 

Ketika dia melepaskan topeng wajah memperlihatkan wajah aslinya, Jonas melihat sebuah wajah yang putih bersih, terkesima melihatnya. 

Wajah yang tersembunyi dibawah topeng itu mulus, putih bersih tidak terlihat pori-pori sedikitpun, licin seperti telur yang dikopek cangkangnya. 

Hidungnya yang pesek juga palsu, hidung aslinya mancung, bibirnya berwarna merah muda seperti warna bunga plum, sangat menggoda hati. 

Meskipun tidak ada topeng wajah itu sebagai perbandingan kontras, wajah ini bisa dibilang sempurna. 

“Kamu…” 

Mendengar suara terkesiap, Samara menoleh, dengan malas-malasan meliriknya sekilas. 

“Kaget, kan?” Samara memainkan topeng wajah itu ditangannya: “Pertama kali saya mendapatkan topeng ini, ekspresiku juga seperti kamu sekarang ini. Tetapi topeng wajah ini masih memiliki kekurangan, tidak masalah jika terkena air, jika air sedikit panas maka akan berkerut, tidak nyaman dipakai.” 

Tatapan Jonas tertarik kuat pada Samara, dan dia tidak mampu mengalihkan tatapannya. 

“Kamu jelas-jelas begitu cantik, mengapa memakai topeng sejelek ini?” 

terhitung jumlahnya.” Samara mengelap wajahnya dengan tisu, lalu berkata:

Wamils in 

berusia 20 tahunan, tetapi ucapannya seperti orang yang kenyang dengan asam

usia seperti ini, seharusnya hidup tenang tanpa tekanan, mengapa bisa hidup dengan

apa lagi, tapi menatap profil wajah yang sangat

yang asli, dia…tidak dapat menahan diri untuk tidak

sebuah laboratorium Perusahaan Farmasi

sidik jari, lalu dari ruang obat tersendiri mengeluarkan dua

sekali tiga biji, pantang makan pedas,

obat itu, lalu menatap Samara yang sudah

lalu kembali melihat wajah yang penuh bintik-bintik ini, Jonas tidak merasa jelek,

Bahkan— 

yang baik, wajahnya yang

kamu mengerti apa yang kuucapkan?”

mengantar

yang akhir-akhir ini sangat berpengaruh, hubunganmu dengan perusahaan ini…” Jonas bertanya heran.

meneliti obat-obatan, memberiku izin khusus memperbolehkan saya menggunakan ruang laboratorium perusahaan

kinyum simpul pada wa

ke Villa, jika tidak ada

merasa sedikit tidak rela berusaha mencari topik pembicaraan: “Sekarang sudah sore, bagaimana kalau saya mentraktirmu makan?”

“Mengapa?” 

ada yang memasak makan malam, dia akan

begitu lain kali

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255